Home » » MENDIDIK ANAK DENGAN TONGKAT (ROTAN)

MENDIDIK ANAK DENGAN TONGKAT (ROTAN)

Written By al-minhaj on Kamis, 04 Oktober 2012 | 10.39

Dari Sahabat Mu’adz bin Jabal r’a, ia berkata, Baginda Rosulullah Saw berwasiat kepadaku sepuluh perkara. 
Beliau bersabda:
  1. Janganlah menyekutukan Allah Swt dengan apapun, meskipun kamu dibunuh atau dibakar
  2. Janganlah mendurhakai orangtuamu, meskipun mereka memerintahkan kamu harus berpisah dengan istri dan hartamu
  3. Janganlah sekali-kali sengaja meninggalkan shalat fardhu, karena sesungguhnya orang yang sengaja meninggalkan shalat fardhu telah terlepas dari jaminan Allah Swt
  4. Janganlah minum khomer, sesungguhnya ia pangkal segala keburukan
  5. Jauhilah maksiat, karena maksiat menyebabkan murka Allah Swt
  6. Janganlah lari dari medan perang, walaupun teman-temanmu wafat
  7. Tetaplah ditempatmu, kendatipun wabah penyakit menimpa orang-orang
  8. Nafkahilah keluargamu semampumu
  9.  Janganlah tinggalkan tongkatmu (rotan) untuk mendidik anak-anakmu
  10. Takut-takutilah mereka (anak-anakmu) kepada Allah Swt, supaya tidak berbuat keburukan (HR Ahmad & Thabrani)
Ikhwah Fillah… disini penulis hanya akan menjelaskan wasiat Rosulullah Saw yang ke 9. Karena wasiat ini sudah mulai ditinggalkan oleh orangtua, guru-guru disekolah ataupun dipesantren.
Maksud jangan tinggalkan rotan adalah jangan sampai seorang ayah, guru, lengah ketika anak berbuat kesalahan dengan tidak mengingatkan dan tidak memukulnya. Bahkan, ketika berbuat kesalahan kadang-kadang anak harus dipukul dengan pukulan yang diperbolehkan oleh syari’at. Karena sering kali, jika tanpa pukulan, peringatan kita kurang diperhatikan. Akhir-akhir ini dengan alasan kasihsayang, kita tidak berani menegur anak kita maupun murid kita jika mereka berbuat salah. Ketika sang anak sudah terbiasa dengan perbuatan buruk, barulah kita menangis penuh penyesalan. Sebetulnya yang demikian itu bukan kasihsayang terhadap anak ataupun terhadap murid. Justru merupakan kekejaman jika kita tidak melarang anak ataupun murid dari berbuat buruk, dan merupakan kesalahan jika memukul anak (untuk mendidik) dianggap bertentangan dengan makna kasihsayang. Orang bijak manakah yang dapat menerima bahwa bisul kecil yang bertambah banyak pada anak-anak tidak perlu di obati, dengan alasan kasihan melihat anak itu menangis, karena merasa perih jika dibubuhi serbuk obat? Meskipun ratusan ribu anak akan menangis, memalingkan muka, dan lari, kita harus tetap membubuhkan serbuk obat.
Banyak sekali Hadits Rosulullah Saw yang menyatakan bahwa anak usia 7 tahun hendaknya disuruh mendirikan Shalat. Jika mereka mencapai usia 10 tahun, hendaklah dipukul ketika mereka meninggalkannya.
‘Abdullah bin Mas’ud r’a berkata: “Perhatikanlah shalat anak-anak kalian, dan biasakanlah mereka dengan ‘amal shalih”. Lukman Hakim berkata: “Pukulan seorang ayah kepada anaknya, atau seorang guru kepada muridnya, laksana air yang menyirami kebun.”
Rosulullah Saw pun menjelaskan dalam berbagai sabdanya: “Peringatan seseorang kepada anak-anaknya atau kepada murid-muridnya ketika bersalah, itu lebih baik dari pada bersedekah satu sha’ (-+ 2,5 kg)”.
 “Semoga Allah Swt merahmati orang yang menggantungkan cameti (cambuk) untuk mendidik keluarganya” (Kitab Jami’usshaghir).
“Tidak ada pemberian yang lebih baik dari seorang ayah kepada anaknya atau dari seorang guru kepada muridnya dari pada pengajaran akhlaq yang baik.” (kitab Jami’usshaghir).
Tapi sangat disayangkan… ajaran islam yang mulia dalam mendidik anak-anak atau muridnya ini selalu di anggap melanggar HAM, atau terkadang juga sang murid suka melaporkan kepada orangtuanya, sehingga suka ada orangtuanya yang tidak terima ketika anaknya diperlakukan seperti itu. Bukankah tidak ada ajaran atau contoh yang lebih baik, daripada ajaran yang dicontohkan Rosulullah Saw?

Sumber : at-tanwiry.blogspot.com
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kehidupan



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Al-Minhaj Al-Islamy - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger