Pada edisi kali ini penulis akan fokus membahas khutbah atau pidato
para khalifah yang empat setelah di angkat jadi pemimpin. Ini bisa jadi cermin
buat para pemimpin sekarang yang di amanahi oleh ummat untuk mengemban amanah
yang begitu berat. Karena tanggungjawab pemimpin bukan hanya didunia saja, tapi
juga harus bertanggungjawab di akhirat kelak, dihadapan sang khalik, Allah Swt.
Abu Bakar As-Siddiq Ra
Saat permulaan pemerintahannya, dia menggerakan langkah-langkahnya
dalam rasa malu dan takut sambil mengarahkan pandangannya ke mimbar Rasulullah
Saw, mimbar yang sering di gunakan Rasulullah Saw untuk menyeru kaum muslimin
dan mengajak mereka untuk mengikuti petunjuk agama yang benar. Abu Bakar yang
naik ke atasnya untuk pertama kali setelah kepergian pemilik mimbar dan
pemimpinnya. Ia naiki dua anak tangga kemudian duduk, karena ia tidak mau
menaiki setiap anak tangga. Ia tidak mau duduk ditempat Rasulullah Saw duduk.
Ia kemudian berpidato, menyampaikan janji dan pesannya.
“Hai orang-orang….
Sesungguhnya aku di angkat
menjadi pemimpin kalian dan aku bukan yang terbaik di antara kalian. Jika aku
berbuat baik, maka bantulah aku. Dan jika aku berbuat keburukan, maka
luruskanlah aku. Ketahuilah, sesungguhnya orang yang lemah pada kalian adalah
kuat di sisiku, hingga aku berikan hak kepadanya. Taatlah kepadaku selama aku
taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka apabila aku durhaka, kalian jangan taat
kepadaku.”
Demi Allah, alangkah cemerlangnya permulaan itu. Ia ingin
menyingkirkan setiap dugaan orang yang menjadikan mereka meletakkan penguasa di
atas derajat dan tempatnya. Ia ingin menetapkan dalam hati mereka bahwa
pemerintahan bukanlah suatu keistimewaan.
Abu Bakar menerima jabatan khalifah bukan karena menginginkan dan
mengharapkannya. Kalau saja itu bukan tanggungjawab yang menentukan di
hari-hari yang menentukan, niscaya ia telah pergi jauh dan meninggalkan urusan
yang dicari oleh manusia. Ia sangat benar ketika berkata:
“Demi Allah, tidaklah aku
menginginkan pemerintahan baik siang maupun malam dan aku tidak akan memintanya
kepada Allah dalam kerahasiaan maupun terang-terangan.”
Sahabat… coba anda lihat pemimpin model sekarang, dari mulai tingkat
RW sampai Presiden, ketika mereka terpilih jadi pemimipin, apa yang pertama
kali mereka lakukan? Mereka merogoh
kocek sebanyak-banyak demi pesta, hura-hura, hiburan, dll. Sungguh mereka tidak
punya rasa malu sedikitpun, bekerja saja belum, tapi pesta sudah digelar. Tak
sedikitpun mereka punya rasa takut, bahwa seorang pemimpin memikul
tanggungjawab yang sangat besar di dunia maupun akhirat.
Tidakkah mereka malu dengan Abu Bakar Siddiq
yang ketika di angkat jadi pemimpin, ia malah mengunci pintunya dengan menangis
yang tak henti-hentinya, karena ia faham betul, bahwa setiap pemimpin akan
ditanya tentang urusan rakyatnya di akhirat kelak. Wallahu A’lam.
0 komentar:
Posting Komentar