Eh, ikut gaul emang asyik, lho. Coz lewat pergaulan banyak informasi yang kita dapetin. Malah kita juga bisa update informasi
yang kita punya. Dari perkembangan teknologi ampe gaya hidup yang lagi
trendi. Dari sekadar info selebritis hingga tempat jajanan yang laris.
Semuanya lengkap. Dan tentu kita bakal nge-rasa pede dalam bergaul kalo
nggak ketinggalan informasi. Nggak jadi kambing congek pas
sohib-sohibnya lagi ribut karena nggak nyangka Adit, akademia dari
Surabaya bisa tereliminasi. Nggak cuma mupeng liat orang-orang asyik browsing and chatting .
Apalagi sampe ke-bingungan pas ketiban rezeki dipinjemin Nokia
Comunicator 9210i. Pokoknya, kita nggak bakal dapet julukan ?pejabat
gatek’ alias pemuda jaman batu yang gagap teknologi. Hahahaha
Ngomong-ngomong,
ada juga lho temen kita yang nggak ngerasa asyik kalo ikut gaul. Iya,
katanya doi takut kebawa-bawa ama pengaruh buruk pergaulan. Karena dalam
pergaulan kan bukan cuma kecanggihan teknologi, tapi ada juga gaya
hidup trendi yang diadopsi dari negerinya Britney Spears. Lebih banyak Having fun daripada
manfaatin masa muda. Kalo nggak ngikut, dibilangnya nggak solider.
Apalagi ama temen deket. Repot banget kalo kudu nolak ajakannya. Kalo
diajak makan sih mending. Nah kalo diajak ngedugem, free sex, narkoba,
atawa malak. Gawat banget kan?
Nah,
sobat muda muslim. Ternyata nggak semua remaja doyan gaul. Ada yang
mikir mendingan tersisihkan dari pergaulan daripada jadi korban.
Pendapat ini nggak salah, karena kita nggak bisa bo’ong kalo remaja yang
jadi korban salah gaul makin banyak. Tapi ada juga yang bilang justru
remaja kudu gaul biar potensi dirinya berkembang. Ini juga bener. Karena
sebagai makhluk sosial, sulit buat kita hidup tanpa orang lain. Lantas
gimana dong?
Berikut penuturan seorang psikolog, Bpk. Zainun Mu’tadin, SPsi., MSi tentang remaja . Beliau
bilang, remaja sama seperti makhluk hidup lainnya bakal melewati masa
penyesuaian diri. Guru biologi kita bilang kemampuan beradaptasi.
Seperti yang dilalui burung penguin hingga kulitnya tahan dingin walau
nggak pake sweater atau syal.
Gitu
juga yang dialami jerapah hingga lehernya panjang biar bisa makan
pucuk-pucuk daun. Dalam istilah psikologi, adaptasi itu disebut adjusment .
Yaitu suatu proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri sendiri
dan tuntutan lingkungan (Davidoff, 1991). Ka-rena itu karakter remaja
akan sangat dipenga-ruhi oleh faktor lingkungan tempat doi beradaptasi.
Catet yoo!
Nah,
ternyata dari sisi teori bergaul emang penting buat remaja. Karena lewat
pergaulan, remaja akan dididik secara tidak langsung untuk menyesuaikan
sisi pribadi maupun sosialnya dengan lingkungan sekitar. Supaya bisa
tetep diakui keberadaannya. Tapi, seperti orang bilang, teori nggak
selalu berbanding lurus ama praktiknya di dunia nyata. Makanya kita kudu
intip fakta pergaulan remaja biar punya sikap terbaik dalam bergaul.
Yuk? Ngikuuut…!
Gaul trend masa kini
Anak
gaul nggak boleh amburadul. Prinsip ini yang sering dipegang teguh ama
temen-temen remaja sekarang. Bener lho. Penampilan bagi remaja setara
dengan harga diri. Buruk penampilan alamat terkucil dari pergaulan.
Maka-nya tren penampilan remaja nggak ada matinya. Dari gaya rambut,
pakaian, sampe aksesoris semuanya kudu trendi.
Gaya
rambut lurus, hitam, bebas ketombe, bebas kutu, bebas pajak, atau bebas
parkir jadi impian remaji (remaja putri). Meski rambutnya kriba alias
kribo abis, bukan hambatan untuk ikut kontes rambut indah sunsilk . Kalo perlu di- rebonding abis-abisan
pake mobil galendong yang biasa ngeratain jalan yang mau diaspal. Untuk
urusan pakaian juga sama. Basi bin kuno kalo pakaiannya nggak irit
bahan, full press body , atau nggak bikin adre-nalin cowok marathon. Malah nggak sedikit yang mengamalkan lirik lagunya Tata Young yang Sexy, Naughty, Bitchy . Walah!
Anak
cowok juga nggak mau ketinggalan. Penampilannya pengen kayak Samuel
Rizal atau Nicholas Saputra yang termasuk 11 cowok terseksi dari layar
lebar versi tabloid tv remaja, Gaul . Punya kekuatan magnet untuk menarik cewek-cewek kece. Gimana nggak, badan macho, seksi, plus camera face . Tahu kan camera face ?
Itu lho tipe wajah yang mirip kamera. Baik yang pake blitz maupun yang
nggak. Cocok nongkrong di etalase studio foto bareng kodak (apa kodok
neh?). Hehehe?.
Gaya
rambut yang trendi, pakaian yang seksi, atau badan yang macho belon pas
tanpa dilengkapi aksesoris. Topi, kalung, anting, gelang, tas, arloji,
ponsel, walkman, atau mp3 player. Semuanya kudu yang paling anyar bin
canggih. Nggak boleh ketinggalan juga informasi terbaru seputar tokoh
idola, musik, film, atau dunia olahraga. Setelah semua peralatan dan
perbekalan seperti di atas udah lengkap, tiba saatnya bagi remaja en
remaji untuk unjuk gigi tebar pesona. Di sekolah, kantin, perpustakaan,
mal, ang-kot, mikrolet, atau metro mini. Pede banget boo!
Tapi
ngomong-ngo-mong, buat apa rem-aja-remaji bela-belain penam-pilannya?
Ih. Plis deh?.jangan ?ppo’ (pura-pura o’on) gitu dong. Ya tentu untuk
menarik perha-tian lawan jenis dong. Soalnya obrolan seputar tips en
trik jitu untuk curi pandang cari perhatian dari lawan jenis udah jadi
menu wajib remaja di se-tiap kesempa-tan. Kan nggak enak kalo ngedugem,
ngeliat konser AFI, nonton Di Sini Ada Setan the
Movie, atau ngisi perut paket Hokka Irrito cuma sendiri. Asyiknya
ditemenin demenan. Selain ada temen ngobrol, kali aja doi juga bisa
nraktir. Matre banget neh! Bukan anak gaul namanya kalo nggak punya
hasrat untuk berpacaran atau gaul bebas yang kian tanpa batas?. tas?
tas?
Sobat
muda muslim, nggak salah kan kalo kita bilang gaul remaja kian hari kian
identik dengan gaya hidup hedonis. Gaya hidup yang mengejar kesenangan
dunia semata. Materi, popularitas, dan penampilan jadi tujuan utama.
Mereka cenderung untuk lebih memilih hidup enak, mewah, dan serba
kecukupan tanpa harus bekerja keras. Buat yang banyak doku, bisa aja
ngikutin gaya hidup ini. Tapi buat yang kere, bisa-bisa malah ikutan casting artis Patroli, Sergap, atau Tangkap .
Gaya
hidup ini juga melahirkan remaja bermental instan. Nggak mau jalanin
proses untuk dapetin keinginannya. Yang penting hasil. Kalo ada jalan
tikus atau pintu belakang, ngapain juga susah-suah lewat depan yang
dijaga satpam en kudu permisi segala. Makanya nggak heran kalo yang ikut
audisi AFI dan Indonesian Idol bejibun
banget demi status seorang bintang. Udah gitu, mereka juga nggak gitu
peduli ama orang lain. Yang penting dirinya sukses dan segala
kebutuhannya terpenuhi. EGP (Emang Gue Pikirin alias individualis)
banget tuh!
Gaul syar’i tetep trendi
Sobat
muda muslim, pasti kita nggak pengen dong dibilang gagap teknologi en
minim informasi karena kita jarang gaul. Padahal kita yang punya peran
mengembalikan kejayaan Islam dan kaum Muslimin. Bisa-bisa entar malah
dianggap asing oleh umat kayak Tarzan tour ke Metropolitan. Memang,
pergaulan remaja sekarang udah nggak islami. Tapi bukan berarti kita
nggak gaul. Tetep aja ada kewajiban bagi kita untuk memperhatikan
kondisi sodara-sodara kita. Lha, nanti kalo jadi korban per-gaulan yang
salah gimana?
Nggak
usah takut. Karena kita punya Islam. Ya, Islam yang kita pelajari,
yakini, amalkan, dan dakwahkan bakal menjadi pelindung kita. Makanya
kita sebagai remaja muslim boleh aja ikut trendi pake aksesories. Tapi
dengan catatan, cuma terkait dengan hal-hal yang sifatnya mubah.
Misalnya perkem-bangan teknologi. Kita nggak diharamkan punya ponsel
terbaru yang bisa SMS, EMS, atau MMS plus dilengkapi kamera, radio, atau
internet. Malah kita bisa kirim-kiriman sms tausyiah atau tahajjud call at the middle of the night kepada temen kita. Kan lumayan buat tabungan di akhirat.
Dalam
berpenampilan pun Islam nggak mengharuskan hambanya untuk kumel, lecek
bin dekil. Pokoknya bersih, suci dan diperoleh dari jalan halal. Itu
sebabnya, remaja putri boleh pake kerudung bermotif bunga dihiasi renda
yang bagian pinggirnya dineci. Tapi tetep kudu rapi sampai menutupi
dada, nggak kayak kudung gaul yang amburadul.
Jangan
lupakan juga jilbab (pakaian kurung yang longgar, tidak transparan, dan
tidak ketat) yang melengkapi kerudung. Model atau desainnya silahkan
bervariasi. Apa mau motif bunga, pohon, binatang, pemandangan,
perumahan, atau perkotaan. Sesuai selera lah. Kainnya juga boleh
?ngejreng’ dan warna-warni kayak pelangi. Asal jangan tengsin aja kalo
ada yang ngatain badut. Sundut terus!
Untuk
anak laki juga kemana-mana nggak harus pake peci, sarung, koko plus
sendal biar mencirikan muslim. Soalnya setelan kayak gitu lebih mirip
anak-anak yang mo ikutan sunatan massal. Sok aja mo pake celana panjang,
Levis, Lea, Pantalon, yang dipadukan kemeja atau kaos Dagadu, C59, atau H&R .
Asal jangan nggak pake baju or celana aja. Buat anak laki yang punya
jenggot, boleh aja dipanjangin. Tapi nggak usah dikepang kayak si Erwin
Dr PM. Apalagi sampe dipakein wig atau
sanggul. Biar sama-sama rambut tetep aja nggak cocok. Huhuy!
Satu
lagi yang kudu kita perhatiin. Kemampuan kita untuk berpenampilan trendi
atau kecang-gihan teknologi yang dipunya jangan sampe bikin kita jadi
sombong atau arogan. Ingat baik-baik lho sabda Rasulullah saw. seperti
ini. BIar kita juga enak gitu lho. Biar ati-ati banget dalam setiap
perbuatan kita: ?Tidak akan masuk
surga orang yang dalam hatinya ada kesombongan ada kesombongan (meski
hanya) seberat dzarrah. Lalu seorang sahabat bertanya, ?ada kalanya
seseorang menyukai pakaian yang indah dan sepatu yang bagus.? Maka
Rasulullah saw. menjawab ?Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai
keindahan. Sombong itu adalah menolak kebenaran dan menganggap remeh
orang lain.? ( HR Bukhari ).
Tetep kudu mabda’i
Bener
sobat. Meskipun ikut trendi kita tetep kudu mabda’i alias ideologis.
Artinya, ketika gaul tentang segala hal, jadikan sebagai informasi
pelengkap untuk dianalisis dan kita sampaikan lagi ke orang lain dengan
sudut pan-dang Islam. Jadi, kita dan temen-temen nggak mudah tergoda
untuk ikutan tren yang nggak bener. Apalagi sampai terjerumus ke dalam
pola hidup Barat yang sekuler. Nggak deh!
Makanya kita boleh nyari informasi seputar kehidupan selebritis, film baru yang lagi diputar di twenty one ,
atau musik yang lagi banyak digandrungi. Biar nggak ketinggalan
informasi. Lebih bagus lagi kalo kita juga ?ngeh’ ama tren gaya hidup
remaja. Kan aneh kalo kita bilang pacaran itu haram. Sementara kita
nggak punya wawasan tentang asal-muasal pacaran, akibat yang
ditimbulkan, dan solusi yang ditawarkan. Pokoke kudu komplit biar nggak
tulalit. Jangan sampe berbelit-belit!
Gimana
caranya biar tetep mabda’i? Ngaji solusinya. Tentu yang dikaji adalah
Islam sebagai sebuah ideologi. Islam sebagai sebuah aturan hidup yang
bisa memfilter budaya sekular dan ide-ide rusak yang berasal dari Barat.
Nggak cuma itu, sebagai sebuah ideologi, Islam juga mampu membimbing
kita dalam memecahkan setiap masalah yang dihadapi.
Oya,
harus dipahami bahwa dalam kondisi masyarakat yang amburadul seperti
sekarang ini, kita harus selektif, Bro. Buat apa tampil ?gaul? kalo
harus mengorbankan akidah, iya nggak seh? Mendingan perdalam Islam
supaya bisa selamat dunia dan akhirat. Pelajari Islam, pahami sebagai
sebuah ideologi.
Perlu
kamu catet baik-baik, bahwa Islam nggak pernah kok ?alergi’ dengan yang
namanya perkembangan jaman. Welcome aja. Nggak masalah kok. Tapi dengan
catatan, perkem-bangan jaman itu wajib sesuai dengan ajaran Islam. Kalo
nggak? Ke laut aja deh!
diambil dari http://www.dudung.net
0 komentar:
Posting Komentar